Press ESC to close

MUNGKINKAH PDIP DAN PARTAI GOLKAR BERKOALISI UNTUK MENGHADANG ISRAN – HADI

Salah satu  he­­­­­­­­adline news Samarinda Pos tanggal 17 April 2024 lalu memberitakan bahwa PDIP dan Partai Golkar bersatu maka akan menjadikan Pemilihan Gubernur (Pilgub) menjadi lebih seru. Pertanyaannya; apakah kemungkinan ini berpeluang terjadi atau tidak. Untuk menjawabnya maka mari kita dalami bersama. Pertama, pada Pemilihan Presiden Pebruari 2024, PDIP mengusung pasangan Ganjar – Mahfud, sedangkan Partai Golkar berkoalisi dengan partai lainnya mengusung Prabowo – Gibran, dan kita ketahui bersama bahwa saat ini PDIP bersikap oposisi terhadap Pemerintah, walaupun keputusan  MK menyatakan gugutan pasangan Anies – Muhaimin dan Ganjar – Mahfud tidak diterima

Kedua, selama ini anggota PDIP selalu loyal dengan keputusan berjenjang yang ditetapkan Pimpinan terutama DPP. Artinya sikap oposan yang telah diambil DPP akan berpengaruh sampai di daerah, termasuk penentuan koalisi dengan Psrpol lain dalam rangka kepentingan Pilkada. Oleh karenanya, koalisi PDIP – Partai Golkar pada Pilgub Kaltim di November 2024 kecil kemungkinannya terwujud.

Ketiga, di Kaltim sesuai hasil Pemilu 2024 ada 3 Parpol yang mendapatkan kursi terbanyak, yaitu Partai Golkar 15 kursi, PDIP 10 kursi dan Partai Gerindra 9 kursi. Sementara electoral tracehold adalah 11 kursi, sehiingga PDIP hanya membutuhlan tambahan 1kursi, sehingga cukup berkoalisi dengan 1 Parpol saja yang memiliki minimal 1 – 2 kursi,  seperti Partai Demokrat dan PPP. Secara perhitungan politik, apabila PDIP berkoalisi dengan Partai Golkar adalah rugi, karena akan menempatkan dominasi Partai Golkar di legeslatif (DPRD ) dan di eksekutif (Pemerintahan) Provinsi Kaltim.

Keempat,  dapat dipastiksn bahwa PDIP tidak akan mau didikte Partai Golkar yang sudah pasti memilih posisi Gubernur, dan menyisakan posisi Wakil Gubernur untuk PDIP, namun mengingat wacana PDIP akan mengusung pasangan dari kader internal-nya, yaitu Basuki “Ahok” Tjahya Purnama – Tri “Risma”  Harini, maka tidak mungkin disandingkan kapasitasnya dengan Rudy Mas’ud yang belum memiliki pengalaman di pemerintahan.

Kesimpulannya, belajar dari pengalaman Pilpres dan berkurangnya kursi PDIP di DPRD Provinsi Kaltim, maka PDIP akan berhitung cermat dalam menentukan koalisi dengan Parpol lain, disamping berupaya untuk memastikan tampil sebagai pemenang Pilkada di Provinsi Kaltim, baik Pilgub maupun Pilbup/Pilwali. Dalam Pilgub Kaltim mendatang PDIP paham betul  berhadapan dengan Isran – Hadi, yang memiliki populeritas (“elektabilitas”) tinggi, pendanaan politik cukup kuat dan prestasi kerja yang terbukti selama periode pertama 2018 – 2023. (//drs; Malang 25/4/2024)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *