(Tulisan ke-2 dari 3 tulisan bersambung)
O l e h :
Diddy Rusdiansyah A.D
P e n g a n t a r
Studi komparasi ke SMKN 6 Yogyakarta pada tanggal 29 Januari 2024 lalu terkait dengan pengelolaan Hotel EDOtel Kenari yang dimiliki sebagai wujud dari implementasi Pusat Keunggulan (SMK PK), yaitu Kuliner, didapatkan hasil bahwa inti dari penerapan BLUD adalah memastikan Teaching Factory (TEFA) dapat dioptimalkan pelaksanaannya, sehingga mampu memproduksi barang/jasa yang dapat menghasilkan pendapatan fungsional, yang dikelola melalui penerapan BLUD. Selanjutnya, hasil dari komporasi ke SMKN 6 Surabaya, yang memiliki Edu Hotel Y SKANAM dan sudah menerapkan pula BLUD. Namun ada hal lainnya yang cukup menarik perhatian, yaitu keberadaan Pusat Bisnis dan aktif dalam ikut serta pada Lomba Kompetensi Siswa (LKS), guna meningkatkan branding keunggulan SMKN 6 Surabaya.
Terdapat 8 kompetensi keahlian yang ditawarkan SMK 6 (lihat skema halaman berikutnya), didukung 132 Guru (pendidik) dan 38 tenaga kependidikan. Sementara jumlah murid yang terdaftar pada tahun ajaran 2023-2024 berjumlag 2532 orang. Menempati lahan ± 2 ha, sehinnga terkesan cukup luas. Area depan menonjolkan fasilitas yang memungkinkan berinteraksi dengan pihak eksternal.
Sebagai Pusat Keunggulan (SMK PK), dan sebagai institusi yang berhak memberikan sertifikasi keahlian (LSP P1 SMK) dengan dukungan 38 orang Asesor Selain itu telah menerapkan BLUD sejak 2 tahun anggaran terakhir, sehingga Teaching Factory (TEFA) sudah berjalan dengan baik, dimana kelas produktif sudah menghasilkan barang/jasa dan fasilitas yang dimiliki dapat dikomersialkan.
Ada 2 hal menonjol sebagai best practice, yaitu keberadaan Pusat Bisnis dan upaya menciptakan branding SMK Unggulan melalui keberhasilan menempatkan siswanya menjadi juara dalam mengikuti ajang Lomba Kompetensi Siswa (LKS) sejak tahun 2020 hingga 2023. Bagaimana kiatnya untuk menjadi rujukan pembelajaran patut dipelajari. Berikut ini penjelasan langsung Kepala SMK 6 Surabaya; Drs. Barun, M.Si terhadap kiat dimaksud.
Pusat Bisnis : Pengembangan Kreatifitas Siswa
Disisi kiri depan lingkungan SMK 6 Surabaya, saat masuk dari pintu utama terdapat area Pusat Bisnis (Business Center), yaitu Edu Hotel Y SKANAM, salon kecantikan, resto & coffe shop, bank mini yang bekerjasama dengan Bank Jatim dan Bank Mandiri, serta aula cukup besar yang dapat dimanfaatkan multi fungsi.
Penempatan Pusat Bisnis di area depan sekolah agar supaya masyarakat sekitarnya dapat memanfaatkannya pula terutama salon kecantkan; Selain menghasilkan pendapatan bagi sekolah, dapat pula menjadi ajang praktek bagi siswa.
Demikian hotel yang dimiliki bukan sekedar untuk kepentingan praktek siswa Perhotelan dalam menerapan pengetahuan tentang front office (FO), housekeeping dan food & beverage service (F & B). Namun dapat digunakan pula oleh masyarakat luas, sehingga bentuk layanan yang diberikan siswa menjadi lebih faktual, yaitu adanya interaksi langsung dalam menerapkan keterampilan (skill) serta sikap (attitude) yang menjadi tuntutan usaha perhotelan. Para siswa Kuliner terlibat pula, apabila ada permintaan meal box oleh pengunjung hotel.
Bank Mini Sekolah (BMS) pada dasarnya merupakan cash point Bank Jatim maupun Bank Mandiri, yang didukung para siswa Akuntasi sebagai ajang praktek. Transaksi keuangan dilingkungan SMKN 6 memanfaatkan BMS ini.
Resto & Coffe shop menjadi andalan Kuliner, karena siswa yang masih aktif setiap tahun ajaran jumlahnya cukup besar, sehingga menjadi potensi pasar yang mengharuskan pengelolaanya dilakukan secara profesional mengikuti tren saat ini, gaya hidup anak-anak muda milenial, yaitu menuntut varian kopi yang beraneka ragam rasa dan pengolahannya.
Pusat Bisnis menjadi miniatur dunia usaha dilingkungan sekolah. Disampin sebagai ajang praktek, dapat dijadikan ajang kreatifitas siswa secara invidual ataupun berkelompok. Peluangnya dimungkinkan, mengingat jumlah siswa yang cukup besar dapat menjadi potensi pasar, selain terbukanya peluang kerjasama dengan pihak lain.
Pengelolaan Hotel
Edu Hotel Y SKANAM ini berlokasi di Jl. Margorejo – Wonocolo, memiliki fasilitas 11 kamar, dimana 10 kamar berada di lantai 2, dan 1 kamar di lantai 1 yang dipersiapkan untuk acara resepsi pernikahan, karena aula SMKN 6 sering kali dimanfaatkan masyarakat umum untuk acara resepsi pernikahan.
Orang tua siswa maupun siswa/guru sekolah lain dari luar kota yang mengikut acara sekolah sering memanfaatkan hotel ini. Harga relatif murah dan fasilitas cukup memadai untuk layanan hotel bintang 1, baik untuk penerapan FO maupun housekeeping. Sedangkan F & B disediakan by order dalam bentuk meal box.
Edu Hotel Y SKANAM dijadikan salah satu bagian dari penerapan TEFA. Siswa kelas 11 akan mendapatkan kesempatan menerapkan FO, housekeeping dan F & B, sehingga siswa akan memiliki knowledge, skill dan attitude untuk siap pakai di dunia usaha/industri setelah menyelesaikan pendidikan dan memegang sertifikasi keahlian sesuai okupasi
|
|
|
|
|
|
|
|
Kompetensi Keahlian SMKN 6 Surabaya
Kompetensi Siswa : Branding Bagi Sekolah
Pengakuan atas kompetensi yang dimiliki siswa lulusan sekolah vokasi tidak hanya diukur dari siswa lulusannya yang terserap oleh dunia usaha saja, tapi dapat pula dilihat dari keikutsertaan dalam pelbagai lomba kompetensi skala lokal, nasional atau bahkan skala
internasional. Posisi juara memang suatu hal yang diharapkan, akan tetapi keikutsertaan berulangkali sudah merupakan hal yang positif yang dapat menciptakan branding bagi sekolah.
Dalam teori pemasaran branding mencirikan kekhasan suatu produk sebagai keunggulan, dan memiliki nilai lebih dibandingkan produk lain. Branding tidak selalu permanen, karena dapat ditiru dan dimodifikasi pihak lain menjadi lebih baik. Oleh karena itu, untuk mempertahankan branding harus konsisten melakukan inovasi (improvement berkelanjutan). Menciptakan branding lebih mudah dibandingkan dengan upaya mempertahankannya, disamping itu branding memiliki philosofi atas keberadaan suatu Institusi, termasuk Sekolah.
Pusat Bisnis SMKN 6 Surabaya yang posisi letaknya sejajar, dimulai dari Edu Hotel Y SKANAM, Salon Kecantikan, Resto & Cofee Shop serta Bank Mini Sekolah (BMS). Terletak di area depan halaman sekolah
Lomba Kompetensi Siswa(LKS) : Sebagai Ajang Pembuktian
Kepala SMKN 6 Surabaya dalam mempertahankan statusnya sebagai sekolah vokasi unggulan adalah mempersiapkan siswanya untuk berani tampil dalam LKS. Pada timgkat nasional LKS dilaksanakan sekitar bulan Agustus setiap tahunnya, dengan melombakan 37 bidang kompetensi. Sementara di Provinsi Jatim sekitar bulan April pada tahun yang sama, dimana jumlah bidang kompetensinya yang dilombakan mencapai 56 jenis lomba.
Sebelum LKS tingkat Provinsi Jatim, dilaksanakan LKS tingkat Kabupaten/Kota sekitar bulan Januari tahun yang sama (atau sekitar Pebruari), ada 54 – 56 bidang kompetensi yang dilombakan. Terdapat 19 bidang kompetensi yang merupakan muatan lokal, dengan tujuan untuk memotivasi SMK yang bidang kompetensinya tidak dilombakan di tingkat nasional.
Jadual (waktu) yang cukup ketet tersebut berimplikasi terhadap SMK yang berminat mengikuti LKS di tingkat Kabupate/Kota, sehingga langkah persiapan sudah harus dilakukan sekitar triwulan akhir tahun sebelumnya. Oleh karenanya wajar bagi SMKN 6 sudah melakukan persiapan di bulan Oktober melalui proses seleksi internal sekolah, dengan langkah-langkah sebagaimana tersaji pada skema dibawah ini.
No |
Kegiatan | Keterangan |
1. | Meminta kepada Guru sesuai bidang kompetensi untuk menetapkan 5 orang siswa terbaik di kelas 11 yang diusulkan mengikuti LKS di tingkat Kota Surabaya hingga Provinsi Jatim
|
|
2. | Melakukan tes psikologi terhadap peserta yang diusulkan, guna menentukan; apakah mentalnya siap untuk bertanding, karena tingkat persaingannya cukup ketat | Hasil tes menentukan peserta yang dapat direkomendasikan (“sangat disarankan”) |
3. | Melaksanakan pemusatan latihan (training center/TC) bagi peserta yang sudah lulus tes psikologi, dibawah bimbingan Guru sesuai kompetensi keahlian | Peserta mendapat dispensasi tidak mengikuti proses pembelajaran kelas |
4. | Melanjutkan TC bagi peserta yang masuk juara di tingkat Kota/Provinsi | Peserta tetap mendapat rekomendasi |
Tahapan-tahapan Pokok Persiapan Mengikuti LKS
Dari tahapan pokok diatas tergambarkan bahwa keberhasilan SMKN 6 selama ini tidak terlepas dari kerja keras sejak tahap seleksi internal d sekolah hingga pemusatan latihan (TC), dmana semua biaya untuk latihan dibebankan pada sekolah, termasuk diberikannya dispensasi bagi siswa peserta LKS, apabila waktu TC bersamaan jadualnya dengan proses pembelajaran di kelas.
Pihak orang tua (wali murid) sudah diajak bertemu, untuk menjelaskan berbagai konsekwensi yang kemungkinan akan terjadi, namun sekolah memastikan bahwa siswa peserta LKS tetap mendapatkan nilai rapor dan naik kelas. Konsekwensi pembiayaan yang diperlukan tidak akan dibebankan pada orang tua, semuanya ditanggung sekolah, kecuali untuk keikutsertaan pada LKS Nasional menjadi beban Pemerintah Provinsi Jatim (cq. Dinas Pendidikan).
Apa yang dilakukan SMKN 6 Surabaya sudah sejalan dengan hakekat SMK sebagai jalur pendidikan vokasi, dimana pengetahuan dan keterampilan harus selaras. Oleh karena keberhasilan sebagai pemenang (“juara”) dalam LKS sudah merupakan portofolio siswa sudah memiliki keahlian sesuai kompetensinya.
Pelajaran yang Didapatkan : Reviu Bagi SMKN di Kaltim
Di Kaltim ini sudah ada 45 SMK Pusat Keunggulan, diharapkan sebagai SMK PK dapat membuktikan bahwa keunggulan atas kompetensi keahlian tersebut dapat dibuktikan, yaitu; Pertama, dari aspek output terukur dari lulusannya yang efektif sudah bekerja (termasuk berwiraswasta) sesuai dengan sertifikasi keahliannya.
Kedua, secara kelembagaan (“sekolah”) terukur dari prestasi yang dicapai, dimana prestasi yang paling relevan adalah performa kompetensi yang dimiliki siswa, seperti diantaranya adalah LKS. Pertanyaannya; Kenapa ?. Unjuk kinerja (performa) siswa adalah proses pembelajaran yang terbentuk dari perpaduan input yang dimanfaatkan secara optimal, baik tenaga pendidik/kependidikan, fasilitas proses pembelajaran dan penerapan kurikulum. Proses tersebut akan membentuk pengetahuan, keterampilan dan sikap siswa. Ini semua nantinya berujung pada pengakuan atas kompetensi keahlian (LSP P1 SMK) siswa bersangkutan
Portofolio berupa hasil kejuaraan (“tampil sebagai pemenang”), baik skala lokal, regional, nasional dan hingga internasional adalh bukti faktual dari kompetensi itu sendiri. Oleh karenanya, TC yang dilakukan oleh SMKN 6 saat proses persiapan mengikuti LKS bagian dari perpaduan pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagaimana layaknya proses pembelajaran dalam kelas. Bukankah ini penterjemahan dari kurikulum merdeka.
Diharapkan ini dapat menjadi bahan pembelajaran bagi SMK di Kaltim, tidak ada salahnya pada tahun mendatang mencoba tampil pada ajang LKS nasional, tidak perlu target juara dulu, yang penting bisa tampil.
**) Tulisan ini hasil diskusi saat kunjungan komparasi ke SMKN 6 Yogyakarta pada tanggal 29 Januari 2024 dan ke SMKN 6 Surabaya pada tanggal 30 Januari 2024 lalu, dimana dalam komparasi tersebut lebih difokuskan pada pengelolaan hotel yang dimiliki dikaitkan dengan statusnya sebagai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Direncanakan ada 3 tulisan bersambung dan ini adalah tulisan ke-2, yaitu best practice dari pengalaman SMKN 6 Surabaya, sedangkan pada tulisan ke-1 sebelumnya menyinggung best practice atas pengalaman SMKN 6 Yogyakarta. Selanjutnya tulisan ke-3 akan membahas tindaklanjut yang relevan bagi SMKN di Kaltim.
Leave a Reply