Press ESC to close

Kaltim Akan Memiliki 3 Bandara Internasional Di Tahun 2024 Mendatang

Oleh Diddy Rusdiansyah A.D

**)  Pada tanggal 1 November 2023 lalu, Presiden Joko Widodo telah melakukan peletakan batu pertama (ground breaking) atas pembangunan bandara VVIP bertaraf internasional  di Kawasan IKN, melengkapi 2 bandara internasional lainnya yang telah ada sebelumnya  di Kaltim, yaitu Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggang di Balikpapan dan Bandara Aji Pangeran Temenggung  Pranoto (AAP) di Samarinda.

Untuk saat ini hanya di Kaltim yang memiliki 3 bandara bertarap internasional, dan masih terbuka 1 bandara lagi akan naik kelas menjadi bandara internasional, yaitu Bandara Kalimarau di Tanjung Redeb (Berau). Peluang tersebut cukup terbuka, sehubungan dengan meningkatnya kunjungan wisata manca negara (wisman) ke Kepulauan Derawan yang memiliki wisata bahari eksotik.

Presiden Jokowi {“panggilan akrabnya”) menegaskan bahwa pembangunan bandara VVIP ini akan meningkatkan koneksitas dari daerah lain menuju Ibu Kota Nusantara atau sebaliknya. Selain melengkapi infrastruktur dalam rangka menopang keberadaan ibu kota negara.

Diprediksikan kedepannya bandara di Kawasan IKN ini tidak hanya untuk melayani tamu-tamu pemerintahan (kenegaraan) maupun  para investor yang memiliki kepentingan usaha (investasi), namun dapat menjadi back up apabila Bandara SAMS dan Bandara AAP cukup sibuk melayani lalu lintas udara dalam waktu bersamaan, karena moda transportasi darat yang ada sudah siap, khususnya jalan tol yang terkoneksikan dengan baik dari Kawasan IKN menuju jalan tol Balikpapan  – Samarinda (Balsam) atau sebaliknya, disamping keberadaan jembatan Pulau Balang, yang menghubungkan akses jalan menuju Penajam dan sekitarnya serta jalan trans Kalimantan.

Fasilitas Ke-3 Bandara Internasional

Bandara VVIP di Kawasan IKN memiliki dimensi landasan pacu (run way) 3000 m x 45 m, dengan luasan totalnya mencapai 340 Ha. Terminal memiliki luasan 7.000 m2, dimana untuk terminal VVIP 2000 m2 dan untuk VIP 5000 m2. Daya tampung apron mencapai 3 pesawat berbadan lebar (wide body) dan 1 pesawat berbadan sempit (narrow body) dalam waktu bersamaan atau setara 7 pesawat berbadan kecil, belum termasuk helipad yang berkapasitas 3 helikopter. Luas lahan tersebut berpeluang bertambah dengan adanya perubahan pembangunan sisi darat, diperkirakan luas lahan akan mencapai 410 Ha.

Bandara dibangun secara multiyears project, diawali pada November 2023 dan berakhir pada tahun 2024. Sisi pembangunan daratnya ditangani oleh Kementrian Pehubungan, sedang sisi udaranya merupakan tanggungjawab Kementrian PUPR.

Diharapkan Juni 2024 sudah dapat didarati pesawat Airbus A – 300, karena pada tanggal 17 Agustus 2024 mendatang, peringatan HUT Kemerdekaan RI ke 79 berlangsung di Istana Negara IKN. Selanjutnya pada Desember 2024 sudah dapat didarati pesawat Airbus A-380 atau Boing B 777-300 ER.

Bandara SAMS memiliki luasan lahan sekitar 300 Ha, dengan dimensi landasan pacu (run way) 2500 m x 45 m, memiliki 7 exit dan 1 paralel taxi way. Adapun luasan terminal mencapai 110.000 m2, guna menampung 10 juta penumpang setiap tahunnya.

Presiden Joko Widodo saat menyampaikan pidato dan penekanan sirene yang menandai peresmian peletakan batu pertama pembangunan Bandara Int’l VVIP di Ibu Kota Negara Nusantara

Sedangkan Bandara AAP, sama halnya SAMS merupakan tipe public airport, namun landasan pacu-nya hanya memiliki dimensi 2250 m x 45 m, dengan luas lahan hanya sekitar 13 Ha. Mulai beroperasi pada tanggal 24 Mei 2018. Terminalnya mampu menampung pergerakan orang yang memanfaatkan fasilitas bandara sebanyak 1,5 juta penumpang pertahun.

Dari gambaran ke-3 bandara internasional diatas maka dapat diketahui bahwa bandara VVIP IKN lebih representatif, karena merupakan identitas bangsa dan negara dihadapan para tamu VIP/VVIP, yang umumnya para tamu kenegaraan maupun pebisnis internasional.

Kepentingan Kedepan

Membangun Bandara VVIP tidak hanya untuk kepentingan jangka pendek, karena sebagai pusat pemerintahan RI, dan sekaligus sentra dari negara-negara ASEAN maupun peran internasional yang dipegang Indonesia, akan beimplikasi terhadap banyaknya kunjungan kenegaraan/bisnis yang penanganan keprotokolannya berbeda, sehingga apabila kegiatan keprokolan tersebut cukup intensif terjadi di bandara (“public airport”) tentu akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi pergerakan penumpang umum. Kunjungan tersebut dapat dipastikan akan terus meningkat sejalan dengan lengkapnya keberadaan lembaga resmi pemerintahan yang berkantor di IKN, termasuk lembaga dari negara-negara sahabat terutama Kedutaan Besar masing-masing dan lembaga internasional.

Bandara VVIP ini dapat melayani pesawat berbedan lebar untuk kepentingan urusan haji, karena dapat menjadi alternatif embarkasi yang mampu mengangkut jemaah haji dalam jumlah besar sesuai kapasitas pesawat.

Oleh karenanya pembangunan Bandara VVIP sudah berorientasi jangka panjang, untuk kepentingan antisipasi kedepan, tidak hanya sebetas dengan apa yang telah diutarakan diatas, namun termasuk pula aspek pertahanan.

Pembenahan Fasilitas Pendukung Bandara

Bandara SAMS dan AAP harus dilakukan pembenahan, terutama AAP harus ditambah dimensi landasan pacunya minimal 2500 m x 45 m, serta membangun taxi way dan perluasan fasilitas terminal guna menampung lebih banyak penumpang.

Implikasinya, Pemerintah Provinsi Kaltim bersama Kementrian Perhubungan sudah memikirkan pembebasan lahan/tanah sejak dini, sebagai pencadangan untuk perluasan faslitas dimaksud kedepannya.

Saat ini Pemerintah Provinsi Kaltim sedang mempersiapkan studi kelayakan pembangunan jalan tol Samarinda – Bontang, yang diprediksikan akan terhubungkan (connecting) dengan jalan tol eksisting Balsam, sehingga linier untuk menopang kalancaran arus transportasi menuju Bandara AAP, karena adanya akses jalan tersebut dapat menciptakan koneksi antar moda yang memberikan kenyamanan bagi penumpang (pergerakan orang).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *